Pelajar Harus Kuasai Bahasa Jepang dan Mandarin
Asian Community 2015 menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi pasar ekonomi terbuka yang berkelanjutan di semua negara anggota ASEAN. Ketatnya persaingan tersebut, diharapkan bisa disiapkan dari sekarang oleh para pelajar Indonesia dengan mempelajari bahasa Jepang dan Mandarin. Dengan kemampuan bahasa asing tersebut, diharapkan generasi muda bisa memainkan peranan penting di negeri sendiri.
Jangan sampai kita menjadi penonton di negeri sendiri
“Jangan sampai kita menjadi penonton di negeri sendiri,” ujar Tri Kurniadi, Wakil Walikota Jakarta Utara, dalam acara Koordinasi Pembinaan Pendidikan Sistem Ganda dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Balai Yos Sudarso, Jakarta Utara, Selasa (15/4).
Tri menambahkan saat ini banyak pelatihan-pelatihan yang bisa diberikan kepada siswa sekolah sebagai persiapan menghadapi Asian Community. “Itu harus dipersiapkan, banyak ekstrakurikuler yang mendukung persiapan tadi,” jelasnya.
Hari Kedua UN di Jakbar Masih Berjalan LancarSelain itu, ia juga mengajak kepada seluruh generasi muda dan para siswa untuk mau berusaha mengasah kemampuan. Salah satunya adalah kemampuan bahasa asing. Hal tersebut dimaksudkan agar para siswa mudah bersaing dengan negara-negara luar dalam era Asian Community. “Kalau bisa jangan cuma bahasa Inggris saja, tapi juga bisa bahasa Jepang atau Mandarin,” ucapnya.
Sementara itu, Muhammad Arif, siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Administrasi Perkantoran Yanindo mengatakan, persiapan dalam menghadapi era pasar bebas harus benar-benar dilakukan khususnya di sekolah-sekolah. Sebab, di sekolahlah para generasi muda menempa diri.
“Kalau di sekolah sendiri, kami diajarkan enterpreunership seperti membuat dan menjual produk buatan sendri dan makanan. Bahkan kita juga jual teh dan tehnya tersebut diambil langsung dari Bogor, semua diracik sendiri,” tutupnya.